CERITA DEWASA ISTRIKU MERASAKAN GENJOTAN NIKMAT OLEH MALING

CERITA DEWASA ISTRIKU MERASAKAN GENJOTAN NIKMAT OLEH MALING


CERITA DEWASA ISTRIKU MERASAKAN GENJOTAN NIKMAT OLEH MALING, Hasrat-Bispak59 Mendadak sebuah nada keras menggugah kami di larut malam. Fatimah istriku merengkuh lenganku karena amat ketakutannya. Nada itu hadir dari arah dapur. Kelihatannya kaca yang jatuh awut-awutan. Perasaanku menjelaskan ada sesuatu hal yang tidak rampung ada di rumah ini. Saya bangun serta menghidupkan lampu. Istriku usaha mengendalikan saya. Dengan berhati-hati saya bangun serta buka pintu dan ambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang sangat waktu tampil figure asing di bawah jendela dapurku. Kelihatan di lantai kaca jendela pecah berantakan. Pastilah ia ini maling yang ingin merampok dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya maling ini berdiri serta ambil langkah pendek menyabet pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut dan jambangnya yang gak bercukur terlihat demikian gahar. Dengan busananya yang T. Shirt gelap dan celana jean bolong-bolong ia menyeringai memberi ancaman saya dengan pisau dapur itu.


Saya benar-benar lelaki yang gak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Memandang tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari balik ke kamar tidurku dan tutup pintunya. Tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras menghimpit buat menutup kebalikannya maling itu lagi memajukan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Tapi suara itu tentu buang waktu. Rumah kami yaitu rumah baru di perumahan yang sedikit penghuninya. Tetangga paling dekat kami ialah Pak RT yang jaraknya seputar 30 rumah kosong, yang masih belum mempunyai penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang beda merupakan bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Sejak mulai pernikahan kami dua tahun lalu, ini rumah credit kami yang anyar kami tinggali waktu dua bulan ini.


Usaha ambil dan dorong pintu itu dengan jelas dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai dan maling itu dengan bebas masuk ruang tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku supaya tak berteriak-teriak sekalian meneror ingin memangkas leherku. Istriku saat itu juga ‘klakep' sepi. Sembari menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya diperolehnya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya terlihat sapu ruang keluarga dan menarikku merapat ke dalam almari piranti. Pastinya di nyari-nyari benda mempunyai nilai yang kami taruh.


Ia mendapatkan lakban di pijakkkan beberapa macam perabotan. Dengan 1/2 membanting ia menggerakkan saya supaya duduk di lantai. Ia me-lakban tangan serta kakiku selanjutnya mulutku sampai saya sungguh-sungguh bungkem. Pada kondisi tidak berdaya saya diambilnya kembali pada kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sekalian menangis histeris. Akan tetapi itu cuma sebentar.


Maling ini benar-benar mempunyai pengalaman serta berdarah dingin. Ia cuma katakan,


"Diam nyonya cantiikk.. Tak boleh bikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' serta sepi.


Tampak maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset dan pesawat radio di kamarku. Ia kelihatannya memikir. Seluruhnya kulihat dalam kelumpuhan serta kebisuanku karena lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya disudut dipan karena shock dan histeris dengan momen yang tengah terjadi. Dengan lakbannya dia lekas bekap mulutnya serta direbahkannya badannya di tempat tidur. Saya tidak dapat apapun cuman sanggup terkapar dan berkedip di lantai. Saya memandang bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Rupanya maling itu melebarkan tangan istriku serta mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi dipan kayu kami. Demikian juga di kakinya. Ia bentangkan dan ikat pada kaki-kaki dipan. Serta pada akhirnya yang berlangsung ialah saya yang tergeletak lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku terlentang serta terlilit di tempat tidur pengantin kami.


Hatiku benar-benar tak sedap. Saya cemas maling ini lakukan perbuatan di luar batasan. Memandang figurnya, kelihatan ia ini orang kasar. Badannya tampak teguh dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada lebih kurang 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sembari membentak,


"Diam nyonya cantiikk.." saat lihat istriku yang kelihatan begitu seksi dengan busana tidurnya yang serba mini sebab udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya pengen makan dahulu ya sayaang.. Tidak boleh jenis-jenis". Ia nyelonong keluar ketujuan dapur. Dasar maling tidak dengan modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Terlihat istriku berontak membebaskan diri dengan percuma. Kadangkala kelihatan matanya kuatir serta ketakutan Menyaksikan saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku bermaksud melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Sehabis makan maling itu gelatakan membukai Beberapa almari serta laci-laci dalam rumah. Ia gak akan temukan apapun sebab kami tidak mempunyai apa- apa. Saya renungkan begitu mukanya bakal sedih lantaran kecewa. Kudengar suara gerutu. Keliatannya ia emosi.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruang tidur kami. Buka almari baju dan mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan palsu istriku.


Karena gak memperoleh apa yang dicari Maling mengarahkan target kekesalan. Ia pandangi istriku yang terlentang dalam ikatan di tempat tidur. Ia merapat sekalian memarahi,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang berkilau berotot bergerak raih busana tidur istriku lalu menariknya dengan keras sampai robek dan putus kancing-kancingnya. Serta yang selanjutnya terlihat terpasang yaitu bukit kembar yang demikian cantik. Payudara Fatimah yang paling ranum serta padat yang memanglah tanpa ada BH tiap-tiap jam tidur. Terlihat sekali paras maling itu takjub.


Sekarang saya serius begitu takut. Semua Peluang dapat berlangsung. Saya tonton tersedianya transisi raut wajahnya. Selepas tidak memperoleh uang atau benda memiliki nilai ia jadi ingin tahu. Ia berasa memiliki hak memperoleh alternatif yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah dan dengan selalu melihati buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian dipan.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sembari tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali gak dapat menampik lantaran kaki serta tangannyaterikat lakban itu. Serta tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sembari Memperdengarkan suara dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata serta menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menstimulasi ia bertambah sadis. Tangan-tangannya tanpa dengan ragu-ragu mengelus- elus dan meremas-remas buah dada Fatimah dan bagian badan sensitive yang lain. Ini sungguh-sungguh membuat darahku menggelegak geram. Saya harus melakukan hal suatu hal yang bias hentikan seluruhnya apa saja resikonya. Yang lalu dapat kulakukan merupakan gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk selanjutnya menyepakkan ke pinggiran ranjangku. Maling itu terkaget akan tetapi sekalipun tak berubah.


"Hey, brengsek. Pengen ngapain kamu. Gak boleh beberapa macam. Tak boleh kacaukan istrimu yang lagi nikmati pijitanku,"ia membentak saya. Dan saya segera patah semangat. Saya mustahil lakukan perbuatan apapun kembali. Sekarang cuma batinku yang meratap momen ini.


Dan yang berlangsung seterusnya ialah suatu Yang serius menyeramkan. Maling itu menarik robek seluruhnya pakaian tidur istriku. Ia betul-betul membuat Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Lalu ia rebah rapatkan badannya di sampingnya. Istriku kelihatan bak rusa jatuh dalam tangkapan serigala. Serta sekarang pemangsanya merapat untuk mengoyak-oyak buat nikmati badannya.


Ia tidak bisa berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya makin mengerti begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia perlihatkan begitu beberapa sisi badannya memperlihatkan sensualitas yang jelas silau tiap-tiap lelaki yang melihatnya. Rambutnya yang mawut tergerai, diskusi lengan dan pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman banyak lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking amat melawan. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian luar biasa memikat syahwat. Saya sendiri bingung bagaimana saya dapat meminang dewi secantik ini.


Dan saat ini maling biadab itu menenggelamkan parasnya ke dadanya. Ia menciumi dan menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang Kedengarannya usaha berontak dengan menggelinjang-geliatkan badannya yang ditegaskan percuma. Dengan kian kejam hasrat nyolongnya sekarang berganti jadi hasrat binatang yang disanggupi birahi.


Ia masuk menjilat-jilat serta menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Ini acara pesta besarnya. Ia barangkali tidak pernah mengandaikan dapat mengecap nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan dan kecupannya maling ini masuk ke perbatasan pinggul Fatimah dan selanjutnya naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sekalian tangannya gerayangan ke semua arah meremas serta terlihat kadang sedikit mencakar mengalirkan gelegak gairah birahinya.


Perlawanan istriku sangat menurun. Yang didengar sekedar gumam dengus mulut tersumpal sembari menggeleng-gelengkan kepalanya selaku pernyataan penolakannya. Barangkali ketakutan dan kelelahannya membuat stamina-nya ‘down' dan lumpuh. Sementara si maling selalu melumati perut dan menjilat- jilat beberapa bagian sensual badannya.


CERITA DEWASA ISTRIKU MERASAKAN GENJOTAN NIKMAT OLEH MALING


Kebringasan dan kebrutalan nafsu syahwat maling ini bertambah melejit ke pucuk. Terang bakal menyetubuhi istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari dipan dan dalam waktu cepat melepas T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dirinya sendiri. Saya takjub. Maling itu miliki bodi badan yang paling atletis serta mengagumkan menurut ukuran penampilan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat karena keringatnya kelihatan dadanya, otot lengannya perutnya demikian cepat seperti aktor binaraga. Tungkai kakinya, paha serta betisnya benar-benar seirama sekali.


Yang membikin saya terperangah yaitu kemaluannya. kont*l maling itu demikian mengagumkan. Tampak dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan sebab kerasnya tekanan darah syahwatnya yang mendoronginya. Besar serta panjangnya di atas rerata kemaluan orang Asia dan tampak amat selaras dalam warna hitaman semula lalu sedikit belang kecoklat-coklatan di leher serta ujungnya. Lubang kencingnya tampak dari belahan bonggol yang mekar menentang. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awalan yang kutemui dari rambut serta jambangan yang gak bercukur dan busananya yang dekil langsung hancur demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia tampak sangatlah jantan jenis jawara.


Dalam ketakutan dan kuatir istriku Fatimah lihat waktu maling itu bangun serta dalam sekejap melepas busananya. Demikian lelaki maling itu serius telanjang saya lihat perombakan di wajah serta mata istriku. Paras serta penglihatannya tampak terkesima. Yang belumnya layu dan kuyu sekarang brutal dengan mata yang membelalak. Kemungkinan sebab ketakutannya yang bertambah jadi atau karena ada 'surprise' yang tampil dari figure lelaki telanjang yang saat ini ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu tidak dilepaskan sampai ekor matanya ikuti dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Kendati saya gak berani mengaitkan dengan cara benar, menurut pendapatku muka jenis itu yaitu muka yang didera selera birahi. Apakah ada birahi Fatimah bangun dan berminat pada lelaki maling yang dengan kasar udah mengikat dan menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau 'surprise' yang dihidangkan lelaki itu sudah membalik 180 derajat dari takut, berang serta tidak suka jadi dorongan syahwat yang luar biasa yang menerpa semua sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang suka dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari dipan dan merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia menggapai kaki Fatimah yang terlilit serta memulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku lantas mengulumnya.Cerpensex


Saya saksikan kaki Fatimah yang seolah disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta serta meregang- regang. Saya tidak jelas. Apa itu gerak kaki untuk berontak atau membatasi kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu terus menggempur dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia lakukan pada ke-2  tungkai kaki istriku buat mulai lumatan serta jialatan sesudah itu ke arah pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan langkahnya maling itu benar-benar menyengaja Jatuhkan martabatku jadi suami Fatimah.


"Mas, istrimu sedap sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Dan saya di sini yang tergelintang ragam tangkai pisang gak punya daya cuma bisa menerawang serta menelan ludah.


Tetapi ada yang mulai merambati serta merasuk ke sanubariku. Saya ingin ketahui, ragam apa paras Fatimah saat kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Dan hasrat tahuku itu nyatanya mulai menggairahkan syahwat birahiku. Dalam tergelimpang sekalian mata gak terlepas melihati tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang cantik kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Aku saksikan begitu maling itu menyerobot ke Selangkangan istriku. Ia menciumi serta menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang setiap rambahannya. Tapi yang membikin jantungku berdegap kuat merupakan geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya benar-benar tak memandangnya selaku perlawanan seseorang yang lagi disakiti serta dirampas kehormatannya. Istriku kelihatan demikian terbenam nikmati tingkah maling itu.


Saya meyakinkan jika Fatimah sudah terbenam dalam keinginan seksualnya. Ia mengulet-geliat serta menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah alami kegatalan birahi yang paling hebat serta saat ini nuraninya lagi jemput serta rindui kenyotan bibir sang maling itu. Saat itu saya usaha terus pikir positip. Jika benar-benar berat menampik bujukan syahwat sebagai halnya yang lagi dirasakannya. Secara lambat dan tentu kont*lku sendiri makin keras serta tegak saksikan yangharus saya tonton itu.


Dan klimaks dari pertarungan ‘perkosaan' itu terjadi. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap dan mengenyoti itil istriku serta meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Gak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya bertambah diangkatnya tinggi-tinggi. Ia kelihatan akan raih orgasmenya. Bukan main. Kebanyakan begitu susah untuk Fatimah mendapatkan orgasme. Ini kali belum maling itu kerjakan penetratif ia sudah dekat di pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah menggapai orgasmenya.. Nittaa..


Ia mengusung tinggi bokongnya serta masih Diangkatnya sampai sesaat sekalian terkejat-kejat. Kelihatan kendati pun tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seolah akan meremas suatu hal.sebuah hal.  Serta kaki-kakinya yang meregang mengatakan begitu nikmat syahwat tengah menerpanya. Itu dia yang dapat diperlihatkan olehnya disebabkan tangan dan kakinya masih terlilit ke tempat tidur.


Dan si maling paham. Saat sebelum terburu Fatimah Kecapekan ia naik menindih badan istriku serta membantu kont*lnya ke lubang vaginanya. Sekian kali ia mengocak kecil sebelumnya terakhir kemaluan yang cukuplah besar dan panjangnya itu menembus dan ambles ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang kelihatannya disemangati oleh istriku dengan menggoyang dan membawa-angkat bokong dan pinggulnya biar kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Melihat insiden itu. Terutama bagaimana muka istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi serta alisnya. kont*lku sangatlah ketahan oleh celana sempitku. Saya tidak sanggup melaksanakan apapun untuk Melepas dorongan syahwatku.


Pecutan maling itu lebih cepat dan kerap. Saya yakinkan kalau maling itu lagi dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang kian teguh kaku terlihat licin berkilat lantaran cairan birahi yang melumasinya tampak seperti piston diesel masuk-keluar menembusi mem*k istriku. Saya pikirkan begitu nikmat menyerang istriku. Dengan keadaannya yang masih terlilit di dipan, bokongnya kelihatan turun-naik atau mengegos menanggapi pompan kont*l lelaki maling itu.


Tidak lama lagi spermanya bakal muncrat isikan rongga kemaluan istriku. Dan Kedengarannya istrikupun dapat memperoleh orgasmenya kembali. Orgasme berturut-turut. Bukan main. Waktu menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia akan jemput orgasmenya yang ke dua.


Masa-masa pucuk orgasme dan ejakulasinya lebih dekat, lelaki itu rapatkan mukanya ke paras Fatimah dan tangannya menggapai setelah itu melepaskan lakban di mulut istriku. Akan tetapi ia gak memberikannya peluang untuk teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya tonton mereka sama-sama berpagut. Serta itu bukan pagutan paksakan. Istriku terlihat menanggapi lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Dan ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu lepaskan cepat pagutannya serta sedikit bangun. Ia menyabet pisau dapur masih ada pada dekatnya. Dengan semasing sekali babatan ke-2  ikatan tangan Fatimah terhindar. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat merengkuhi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Serta tiada sangsi dan sangsi demikian terlepas tangan istriku langsung memegangi badan lelaki maling ini. Sekarang saya saksikan persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku  mendesis top, tidak ada pembicaraan tetapi terang, ia kembali menggapai orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat mengeluarkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu serta menanamkan kukunya. Tampak bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat luka dan berdarah.


Masih sekejap mereka pada sebuah dekapan sebelumnya kelanjutannnya lelaki maling itu bangun dan menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku terus melihat spermanya yang kental tumpah ruah tumpah dan menetes dari lubang vagina Fatimah. Sekejap mata maling itu melihati badan istriku yang tampak gontai.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama