CERITA DEWASA META MOLEK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META MOLEK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META MOLEK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak59 Seusai demikian lama saya lakoni hidup dengan 2 orang suami disisiku dan udah banyak kepuasan duniawi yang saya dapatkan, selanjutnya juga ada rasa resahku. Hati was-wasku muncul terutama jika Duta ada dari Jakarta lagi saya tidak dapat melayaninya di tempat tidur karena kodratku menjadi wanita yang penting terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali.


Sedang Mas Pujo lantaran tiap-tiap hari ada disisiku saya tak terasa demikian terbeban dengan rasa bersalah. Sebetulnya kekeduanya cukup sabar serta memahami kondisiku, bahkan juga Mas Pujo dengan suka-rela mengalah untuk berikan peluang pada Duta mengesankan dianya"meniduri" diriku apabila Duta ingin pergi cukup lama, kebalikannya demikian pula jika Mas Pujo mau dinas luar. Ada hasratku untuk menemukan alternatif peranku sebagai isteri buat mereka berdua saat tamu"jepang" itu tiba. Impian itu demikian besarnya menghimpit jiwaku sebab didorong rasa sayangku pada ke-2 nya.


Sesudah mengangsung baik-buruk serta untung rugi, jalan untuk mengaktualkan kemauanku itu pada akhirnya ada. Secara kebenaran saya tengah ikuti arisan ibu-ibu yang teratur dilaksanakan tiap bulan di kantor suamiku. Kebanyakan jadi isteri bos saya lumayan mengontrol jarak dengan ibu-ibu yang lainnya, namun tidak tahu seusai hadirnya Duta saya semakin lebih PD dan dekat dengan mereka. Satu diantara ibu yang turut arisan teratur itu merupakan isteri seseorang eksekutif menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama rahasia suami). Wanita turunan Manado dengan Madura kulitnya tidak putih seperti wanita Manado secara umum namun malahan dekati mulato namun terlihat bersih serta kemel, tingginya kurang lebih 165 cm, serta bodinya cukup ramping biarpun sudah mempunyai anak dua orang. Yang spesial sebetulnya wujud perutnya yang rata terpenting sisi bawah pusar tidak seperti wanita yang telah mempunyai anak saja dan umurnya baru 35 tahunan. Ia termaksud tak elok namun ayu dadanya lumayan besar jika disaksikan di luar bahkan juga semakin besar dari ukuran saya. 

"Mbak Rien saat ini lebih segar lho.?" bisiknya satu sewaktu ditengah-tengah acara arisan yang bising oleh suara ibu-ibu. WAJIB 4D


"Ah jeng Meta (rahasia) ini dapat saja, Mbak dari dahulu kan begini-begini saja to." jawabku walau ada rasa GR pun dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap komentar kalaupun dikantor ini Mbak tergolong orang masih semlohai (semok molek aduhai) biarpun udah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Namun betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya minta.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak jika Mbak kasih tahu pula sia-sia wong tidak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul pengen tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sekalian merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, kalaupun sekadar ML selalu tuntas ya biasa jeng namun ada metodenya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.


"Amat sekali ya kadang-kadang kedua kalinya Mbak" jawabannya.


"Jika ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu lagi gitulah..! Selalu tuntas ya telah demikian saja" jawabannya.


"Lho ya telah bagaimana to jeng, semestinya kan ada pemanasan, permainan selalu pendinginan serta apa jeng Meta selalu bisa gapai pucuk?"


"Tersebut Mbak permasalahannya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sekalian menerawang.


"Terus"


"Ya jika sudah demikian paling saya yang gelisah serta umumnya cuman dapat menumpahkan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach itu jeng pembedanya, Mbak dengan Mas Pujo selalu pucuk juga beberapa kali lho" jawabku.


Kusaksikan mukanya tampak kagum serta terlihat rasa pengin taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu jika dilaksanakan secara benar serta senang dapat membuat kita tahan lama muda, sebab kerja hormon-hormon pada badan kita jadi maksimal" lanjutku mengatakan bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" sindirannya.


"Maka dari itu saya omong, kendati Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah pasti dapat.. Sampai.." jelasku berniat memancing reaksinya.


"Sampai apa Mbak.?" Tanyanya tidak sabar.


"Juga jika jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo  belumlah tentu pengen" lanjutku sekalian berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sembari mencubit lenganku.


Narasi kami usai dengan selesainya acara arisan, sebelumnya pergi Meta sempat berbisik setiap saat pengin komunikasi kujawab ya kapan pun. Sampai kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


1 minggu seterusnya waktu itu jam 19.00 malam, Duta baru ada dari Jakarta tengah saya kembali ada tamu jepang jadi saya dengan maksud memberinya blowjob Duta sedang Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telpon berdering, sebab saya serta Duta akan telanjang karenanya Mas Pujo yang mengangkut telpon.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya gak tahu apa jawaban disamping sana, namun,


"Ya betul, pengin bercakap dengan Mbak Rien..? Tidak lama ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta terpaksa sekali melepas pelukannya padaku. Sesungguhnya scenario ini saya yang buat, karena saya ingin Meta bisa main kerumah hingga kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota untuk supervisi waktu tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mulai perbincangan.


Kami bicara panjang lebar hingga kemudian menyentuh perbincangan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku buat belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau menyaksikan saja kami yang mengimplementasikannya berdua. Meta ingin tahu saat saya serta Mas Pujo pengin bercinta disaksikan pihak lain, kujawab jika saya cuman dapat jika orangnya itu Meta, lain tak lagian cuman sekedar beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas selanjutnya kuulangi kembali tawaranku serta jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak telah pada tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya udah to main saja ke rumah, kami seluruhnya lagi tidak ada kesibukan kok lagian masih sore" jawabku.


"Namun Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Tidak pa-pa kami cuman berdua kok, tak boleh takut kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Oke Mbak tetapi janji lho.. tidak perlu dipraktekin sama saya.." pintanya menyudahi penuturan.


Selanjutnya kami tutup perbincangan, rumah Meta lebih kurang 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar dan bersembunyi di kamar sementara saya serta Mas Pujo yang bisa terima Meta. Ide ini pernah kuutarakan awal mulanya sama suami-suamiku. Lebih kurang 25 menit kami tunggu ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang waktu itu cuman gunakan piyama tanpa dalaman yang memberikan pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah disertai Mas Pujo.


Meta gunakan busana lumayan ketat maka dari itu dadanya yang membusung tampak kabur namun saya meyakini laki laki mana pun dapat ingin tahu mau tahu didalamnya, ditambah dengan kancing depan serta belahan dada yang lumayan kebawah sedang bawahan dia gunakan celana jean nampak seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta gak nyagka lho jika dapat main kerumah tidak kesasarkan?" tanyaku.


Selesai mempersilakan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah pada akhirnya menyentuh permasalahan tempat tidur, Mas Pujo bisa lihat mimik muka Meta yang jemu tahu jika dia mulai juga kepancing birahinya. Sebab perkataan kami yang menstimulasi saraf telinga Meta serta kami tidak menyampaikannya secara vulgar, tanpa ada berasa jam memberikan angka 9 malam, Meta risau.

CERITA DEWASA META MOLEK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak udah malam nih Meta pengin minta pamit" pintanya namun matanya terlihat sayu.


"Tak boleh dahulu tuturnya ingin belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian menyaksikan Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo dan kucium ia dibibirnya denga mesra serta halus.


"Tidak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sembari merengkuhku, kami berciuman, dan sama sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam wajahnya memandang bab kami, meski begitu saya melaksanakannya secara halus dan berhati-hati sekali.


"Begini kami mengerjakannya jeng," kataku menerangkan seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya namun gak bergeser.


"Ayolah.. gak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu situasi selekasnya merapat hingga duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, selalu digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas metode pemanasan saja lho Mbak" pintanya sembari melihatku.


"Ya, Mas sekedar dapat memamerkan teknik pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, memperoleh perbuatan begitu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tiada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, diulang-ulanginya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya cukup lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo dan Mas Pujo mulai tingkatkan laganya, tangannya berganti ke bawah ketiak Meta serta tarik badan Meta kepelukannya. Seluruhnya dikerjakan di sofa ruangan tamu, sembari duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, dan Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama sama lumat serta sama sama hirup (pekerjaan bersilat lidah benar-benar Mas Pujo amat terampil). Sehabis nyaris sepuluh menit mereka sama-sama raba Mas Pujo menambah laganya dari meraba sisi luar selalu melepaskan kancing atas pakaian Meta jari-jari tangannya mulai menyisir tepian BHnya ke arah ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya dan menjepinya dengan 2 jemari. Dalam pada itu mulut Mas Pujo mulai merembet ke bawah menuju belahan dadanya yang sekal.


Tanpa tersadari Meta tangan kanan Mas Pujo sudah menyelusup ke punggung Meta serta melepas kait BH Meta karena itu tampaklah buah dada Meta yang kuat serta melawan, tiada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tak bisa membatasi diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo serta mulai kerjakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar dan lurus ke bawah pusar. Tanpa menampik Mas Pujo jadi berikan peluang pada Meta menyorongkan tubuhnya, sembari mulutnya masih bergelayut di puting Meta, tetapi tanggannya mulai menarik resleting celana jeannya. Meta tidak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan hingga situasi nampak redup dan tambah romantis.


Meta telah melempengkan kakinya di sofa sembari kepalanya bersender pada tanganan sofa, sementara tinggal kenakan CD warna merah, Mas Pujo belum melepas piayamanya dengan status di atas Meta namun batangnya udah tampak menunjuk lantaran diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit pinggir CD Meta serta menariknya kebawah hingga bugil Meta masih tenang barangkali karena lihat Mas Pujo tidak melepas piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun menuju pusar lagi menciuminya serta meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, diberlakukan demikian Meta meracau tidak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta tidak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya memberikan code pada Duta, waktu itu Mas Pujo sudah memasukkan wajahnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya terhalang pegangan bangku hingga saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karenanya nampaklah gundukan bukit venus yang bagus serta merekah merah maka mempermudah buat penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur dan Duta yang sudah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam keasyikan yang didapatkannya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tak mengira kalau ada peralihan status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya dan arahkan ke lubang surga Meta, dengan tepat Duta menghentak serta bles..!


"Ahh Mas saya tidak mau.. tidak ingin" sekalian meronta tetapi sekencang kilat saya membelai serta mengulum putingnya, tengah Duta langsung menutup kaki Meta karena itu Meta cuman dapat mendesis dan pengen berontak namun lantaran gempuran rasa nikmat yang hebat dia cuman menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya gak tahan.. Tidak ta.. Hhaan.."jerit Meta sekalian mengartikulasikanng napasnya mengincar semua otot-otot tubuhya meregang penanda orgasme hingga.


Duta menyamai dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan serta teratur bahkan juga dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama kali yang nyaris membuat gak sadar diri. Sesudah napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa lantaran itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya dan..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya kuatir sekalian pengen berontak tetapi penguncian Duta dan kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya membuat ia gak punya daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tak ingin Mbak, saya pengen sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba merehatkannya, sembari kukedipi Mas Pujo untuk persiapan menukar statusku.


Mas Pujo merapat serta mulai melumat puting Meta yang sisi kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang samping kanan. Memperoleh gempuran terus-menerus dari bawah serta atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok seperti ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, marilah terus Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta melafalkanng kembali menjajaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun nampak mulai berkerenyit dahinya serta semakin keras kocokannya, tanda ingin sampai orgasme jadi segera saya ambil sementara Mas Pujo langsung menukar status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tiada memberikan peluang pada Meta untuk mengontrol napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Dan..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta memandang semuanya sekalian mendelik mencegah nikmat sebab kocokan Mas Pujo. Sehabis nyaris 1/2 jam mereka sama-sama pecut pada akhirnya mulai ada sinyal tanda Mas Pujo serta Meta dapat menggapai pucuknya dan..


"Aaahh Mas saya gak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjejaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo berikan peluang untuk ambil napas sembari adakalanya masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta pada Mas Pujo sembari tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo menyudahi kocokannya serta mengambil kontolnya dan menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sembari masih berbaring telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang udah lebam serta berenyut-denyut. Pada akhirnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sembari membeliakkan mata, kemungkinan belum biasa namun setelah itu dijilatinya beberapa sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Sesudah itu mereka bertiga istirahat mengontrol napas, sekalian nikmati beberapa sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Saat itu telah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sembari memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sekalian mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta ingin pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya serta Duta mengantarkan Meta pulang tengah Mas Pujo nanti rumah, di jalan Meta ucapkan terima kasih sama Duta, ujarnya anyar kali inilah mengenyam multiorgasme yang sejauh ini cuma keinginan saja. Meta sampai berani mencium Duta di depanku waktu dia turun dari mobil. Seusai membawa Meta pulang saya memperoleh kecupan spesial dari Mas Pujo serta Duta tuturnya mereka tidak mengayalkan wanita lain sejauh ini karena sebetulnya sejauh ini mereka udah berasa cukup hanya servisku. Namun kemunculan Meta membuat mereka jadi berbahagia. Serta waktu 3 hari mereka berdua terus bisa memberi kepuasan Meta juga waktu hari diakhir Meta meminta nginap di rumah dan mereka main hingga sampai 4x. Jadi isteri saya terus resah lihat keperkasaan mereka berdua, tapi kehadiran Meta bisa sedikit menyembuhkan kegelisahanku.


Pembaca yang budiman hingga sampai sekarang nyaris 1 tahun saya Meta, Duta serta Mas Pujo tiada Jhony lakukan ini. Meta lebih rajin memiara dirinya sendiri dan dia semakin berbinar dia benar-benar mencintai Mas Pujo biarpun begitu kami seluruhnya berbahagia. Ada pembaca yang tawarkan kepadaku untuk ML namun memohon maaf saya gak bisa disebabkan saya cuman dapat buat Dutaku dan Mas Pujoku, kehadiran Meta sebetulnya tidak mereka kehendaki  namun karena telah terlanjur karenanya kami setuju melanjutkan tidak tahu hingga kapan yang pasti kami sama-sama menyayangi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama